Rabu, 22 Oktober 2014

Pengakuan Mantan Jokowi (ngakak inside)

Assalamu'alaikum wr.wb

Saya baru pulang dari menghadiri undangan nikahan teman. Seminggu ini antrian undangan sudah mulai menanti, dari nikah hingga akikah. Kayaknya bulan syawal memang afdol untuk menggelar hajatan. Tapi ini masih mending sih dibandingkan bulan lalu sebelum ramadhan. Di bulan itu ada satu hari di mana saya mesti menghadiri lima undangan sekaligus di tempat-tempat yang berbeda. Pejabat aja dijamin minder kalo ngelihat saya.

Di acara nikah semalam pengantinnya tampak semringah. Sesekali bercanda, towel-towelan, bahagia banget kayaknya. Ya iyalah, nikah gitu loh. Otomatis beres lagi satu jawaban dari dua pertanyaan menyebalkan dalam hidup, di antara pertanyaan "kapan nikah" dan "kapan wisuda".

Dan para jomblo yang baca tulisan ini pun mulai was-was arahnya ke mana nih tulisan. Kampret nih si Arham, pasti ujung-ujungnya kita dibully lagi nih. Hihihi.. tenang aja bray.. Don't be a person who gets annoyed easily, ya..
Harus diakui kalo jomblo itu memang bullyable, topik yang gak ada matinya, dan paling enak dicari punch line-nya.
Tapi insyaallah kali ini saya berusaha obyektif, dengan bertutur berdasarkan pengalaman.
Bukan apa-apa sih, tadi barusan liat gambar cover majalah Hidayah "Menghina Jomblo, Jenazah Susah Dikebumikan". Hiiiy, walaupun saya tau itu gambar editan tapi tetap merinding juga bacanya.

Ngomongin jomblo, saya jadi flashback masa-masa menderita saat masih menyandang status jomblo istiqomah dulu. Kebetulan waktu itu saya boleh di bilang JOKOWI (Jomblo Koordinator Wilayah) di daerah saya. Maksudnya tersisa saya doang di angkatan seusia yang masih jomblo. Teman-teman sekolah sudah nikah semua. Para mantan malah sudah pada punya anak.
Awkward moment itu kalo berpapasan mantan di jalan yang lagi gandengan ama suami dan anak-anaknya, perihnya itu sampe ke ulu hati. Untuk sekadar menyapa saja lidah jadi kelu, bibir kaku. Tenggorokan kering, dan susah buang air besar.

Yang paling terasa itu susah tidur. Gak enak banget..
Untuk bisa tidur nyenyak, gak jarang saya bela-belain ke mini market dulu. Gak beli apa-apa. Cuma pengen dapet ucapan "met malem" dari mbak-mbak kasirnya, trus pulang.
Yang penting ada yang ucapin. Ngenes lah pokoknya. Waktu itu saya perkirakan mbak-mbak kasirnya bergumam: kasian ni orang.. Sudah jomblo, insomnia lagi.

Di pagi hari, melihat orang pacaran beli sarapan dua bungkus, saya juga ikutan beli dua bungkus. Bukan untuk siapa-siapa. Tapi satu buat dimakan sendiri, satunya lagi buat dipanasi untuk makan siang.

Gitu juga kalo ngisi pulsa, paling-paling hanya untuk ngikut kuis-kuis gak jelas, dukungan premium untuk idol-idol di tivi, atau hanya untuk memperpanjang masa aktif kartu. Lagian mau SMSan ama siapa juga? Bahkan saking lamanya menjomblo, masuk ke inbox SMS togel dan promo telkomsel pun buru-buru saya balas: tau nomerku dari mana? Hadehh..

Saat menghadiri kondangan tanpa bawa partner, seolah terasing di keramaian. Ibarat nun mati di antara idgam bilagunnah, terlihat tapi dianggap gak ada.
Jadi jomblo memang hampir gak ada benernya. Jaga image dibilang sombong. Jaga jarak dibilang sok cool. Jaga komplek malah dibilang satpam.
Pledoi yang saya ajukan mentah di mata orang-orang. Kalo saya membela diri dengan mengatakan jomblo itu free, mereka jawab iya freehatin.
Kalo saya bilang biar jomblo yang penting kece, mereka jawab iya kecepian.
Kalo saya bilang lagi jomblo itu pilihan, mereka jawab yang pilihan itu single, bukan jomblo. Kalo jomblo itu bukan pilihan, tapi puluhan. Puluhan yang nolak. Aaaarghhh...
racun, mana racuuuun...
Tapi emang ada benernya juga sih. Teman-teman wanita saya sebenarnya banyak, tapi rata-rata Sebastian, Sebatas Teman Tanpa Kepastian.
Padahal dalam hubungan itu kan harus ada feed back, dua-duanya harus ada usaha. Kalo saya doang yang usaha itu namanya wira usaha.
Saya nyaris depresi gara-gara ini. Kalo gagal ginjal itu penyebab kematian nomor dua, maka penyebab kematian nomor satu itu gagal jadian.

Malam minggu bukan hanya jadi malam yang panjang, tapi panjang dan menyeramkan. Kadang merasa bosan, kadang merasa sendiri, dan kadang juga merasa bosan sendiri.
Orang pacaran tatap-tatapan mata, orang Long Distance Relationship tatap-tatapan foto, saya malah tatap-tatapan ama bulan. Mending kalo bulannya supermoon kayak kemarin malam, kan enak dilihat, lah ini bulannya sudah eneg dilihat. Emak saya pun jadi cemas kalo keseringan menatap bulan trus tiba-tiba kuku saya jadi panjang, badan berbulu, dan berubah jadi serigala, meskipun gak ganteng-ganteng. Hiiiy.. Kan gak lucu..

Atas kekuatiran emak saya itu juga sampe emak sendiri yang inisiatif membentuk tim untuk mengakhiri kemarau asmara yang saya alami (anjrit istilahnya. Kemarau asmara cuy) Keluarga besar dikerahkan demi mencarikan saya pasangan hidup. Pokoknya gerakannya terstruktur, sistematis, dan masif.
Saat tau ada wanita khilaf yang mau, emak saya sampe tumpengan. Acara nikahan digelar di dua propinsi berbeda. Mungkin pernikahan gw dianggap sebagai prestasi terbesar dalam hidup. Hiks..
Kisah ini sempat saya jadikan buku, judulnya Dumba-Dumba Gleter, terbitan Gramedia Pustaka Utama, tahun 2010. Tapi sekarang bukunya sudah gak beredar dan gak diproduksi lagi, karena disinyalir mengandung konten LGBT (Langsung Gemas Begitu Terbaca). Halah, garing...

Jadi intinya sebenarnya mari meminimalisir status jomblo. Seruan ini khususnya untuk laki-laki. Kalo perempuan kan tinggal menerima doang. Jangan kebanyakan milih lah, ntar lagi kiamat loh. Gak usah pake standar tinggi kalo gak mau jatuhnya sakit.
Sebelum menetapkan tipe orang yang menurutmu ideal buatmu, sebaiknya pikirkan dulu satu hal: apa kira-kira orang seperti itu mau sama kamu?
Jangan-jangan kamu ngarep kayak Nabilah, tapi karena kelamaan milih ntar dapatnya Nauzubillah.
Tanamkan keseriusan. Jadi laki-laki itu harus punya prinsip atau pegangan hidup. Bukan yang dipegang langsung hidup loh ya.. kalo itu lain pembahasan.
Yang perempuan juga jangan mau digantung, jemuran saja kalo digantung lama pasti hilang, apalagi perasaan.
Kalo sudah pacaran, jangan jaim tanya kepastian, biar gak kelamaan pacarannya, karena dampak positif kelamaan pacaran itu hanya satu, yaitu positif hamil. Sorry to say..

Tapi, apapun itu, tetaplah 3-B: Berusaha, Berdoa, dan sesekali Bercermin.
Jangan sungkan untuk minta bantuan ke orang-orang terdekat.
Kalo udah ada niat baik, insyaallah pasti dimudahkan.
Yakinlah, jodoh gak akan ke mana, walaupun saingan ada di mana-mana.
Kalo jodoh pasti bertemu, kalopun gak jodoh ya masih bisa bertamu..

Membuat Penguat Sinyal HP

Assalamu alaikum wr wb all..

Banyak keluhan signal susah, ga stabil etc, setelah baca sana sini akhirnya saya bikin penguat lebih tepatnya penyetabil signal hape, bb atau android yang bisa dibikin oleh siapa aja.


BAHAN YANG DIPERLUKAN
1. Silet (merk apa aja)
2. Magnet (bekas mainan, speaker etc)
3. Alumunium foil (di toko bangunan ada, 1 biji bisa utk org sekampung)
Spoiler for Bahan dan alat

PROSES PEMBUATAN DAN PEMASANGAN

1. Membuat silet jadi magnet
Gosok magnet kearah tanda panah, atau tempelkan silet dengan magnet terus diketuk-ketuk
Spoiler for Cara bikinnya

2. Silet sudah jadi magnet
Spoiler for Sudah jadi

3. Tempelkan silet ke allumunium foil
Spoiler for Pasang di alumunium foil
Lipat alumunium foil seperti kertas disebelahnya, seperti gambar dibawah ini


Jadinya seperti dibawah ini, silet terbungkus dalam alumunium foil



Setelah selesai dirapikan dengan gunting

4. Penguat signal sudah selesai
Spoiler for Penguat signal sdh beres

5. Memasang penguat signal
Letakkan penguat signal di belakang casing atau menempel baterai.
Spoiler for Posisi pemasangan


Lebih besar ukuran alumunium foil lebih baik.



HASIL UJI COBA

1. Sebelum dipasang
Sebelum dipasang penguat signal, signal 3G tidak stabil, turun naik kaya yoyo kata bu mega… 

Spoiler for Sebelum pemasangan
 


2. Setelah dipasang.
Signal 3G stabil, ga plin plan koalisi pindah sana pindah sini kaya parpol… 

HASILNYA DI BEBEH
Spoiler for

DI COBA DIPASANG DI ANDROID (pake kartu always off, 3G nya oke)
Spoiler for

DI COBA DI HAPE NOKIYAH (3G nya juga stabil)
Spoiler for


Bila tidak ada alumunium foil, boleh diganti dengan kertas perak/timah
Silet bisa diganti dengan guntingan kaleng (bukan kaleng minuman ringan ya.., saya coba kurang bagus hasilnya)

Pertimbangan mempergunakan silet dan alumunium foil karena tipis dan sebagai penguat induksi yg bagus juga,
makanya lebih lebar lebih baik serta casing tutup baterai juga tetap rapat,
sehingga bisa dibawa tanpa merubah penampilan gadget (ketimbang bikin lilitan kawat tembaga)

Selasa, 23 September 2014

Tipe Manakah Anda?

Ini adalah sebuah cerita tentang pentingnya berpikir positif jika menghadapi masalah.

Suatu ketika seorang anak perempuan mengeluh pada ayahnya bahwa hidupnya sangat susah dan dia tidak tahu bagaimana cara menghadapinya. Ia merasa lelah menghadapi sulitnya hidup yang dijalaninya dan tampaknya masalah selalu datang bertubi-tubi, selesai satu masalah, datang masalah yang lain lagi.

Sang ayah yang seorang koki kemudian mengajaknya ke dapur. Ia mengambil tiga buah panci dan mengisinya dengan air serta meletakkannya di atas api. Setelah ketiga panci mulai mendidih ia meletakkan sebuah kentang ke dalam panci pertama, telur pada paci ke dua dan biji kopi di panci ke tiga.

Sang ayah kemudian duduk dan diam menunggu tanpa mengucap satu katapun pada putrinya.

Putrinya yang tak sabar dengan apa yang dilakukan ayahnya mengeluh, tampak gusar dan gelisah sambil bertanya dalam hatinya, "apa yang akan dilakukan ayah?"

Setelah kurang lebih dua puluh menit berlalu, sang ayah mematikan kompor. Dia mengambil kentang dari panci dan meletakkannya dalam mangkok. Lalu mengambil telur dan meletakkanya dalam mangkuk yang lain. Dia kemudian menyendok kopi dan menuangkannya dalam sebuah cangkir.

Pandangan sang ayah beralih pada putrinya dan ia bertanya, "Putriku, apa yang kamu lihat?"

"Kentang, telur dan kopi," jawab putrinya dengan terburu-buru dan setengah hati.

"Lihat lebih dekat", kata sang ayah, "cobalah untuk menyentuhnya."

Dia melakukan dan menyadari bahwa kentangnya telah berubah menjadi lembut. Sang ayah kemudian memintanya untuk mengambil telur dan memecahkannya. Setelah mengupas kulitnya, ia mengamati telur rebus. Akhirnya, sang ayah memintanya untuk mencicipi kopi dalam gelas dan tercium aroma yang harum dan membuat anak perempuan tersebut tersenyum pada ayahnya.

"Ayah, apa artinya ini semua?" tanyanya.


Sang ayah kemudian menjelaskan bahwa kentang, telur dan biji kopi memiliki masing-masing menghadapi kesulitan pada air mendidih. Namun, masing-masing menunjukkan reaksi yang berbeda. Kentang yang keras saat dimasukkan tetapi dalam air mendidih, menjadi lunak dan lembut.

Telur itu rapuh, dengan kulit luar tipis yang melindungi cairan di dalamnya saat dimasukkan ke dalam air mendidih bagian dalam telur menjadi keras.

Namun, biji kopi yang unik. Setelah mere
ka terkena air mendidih, biji tersebut mengubah warna air dan menciptakan sesuatu yang baru.

"Yang manakah dirimu?" tanya ayah pada putrinya. "Ketika kesulitan menderamu, bagaimana kamu menyikapinya? Apakah kamu seperti sebuah kentang, telur, atau kopi?"

Dalam kehidupan, banyak hal terjadi di sekitar kita. Tetapi satu-satunya hal yang benar-benar penting adalah apa yang terjadi dalam diri kita.

Tipe yang manakah Anda? Ketika datang sebuah masalah (dan akan datang masalah yang lain lagi) bagaimana kita bereaksi? Apakah problema yang datang akan membuat kita lemah, keras hati atau menyebabkan kita berubah menjadi sesuatu yang berharga?

Sebuah pelajaran berharga: "Kebahagiaan bukanlah sesuatu yang Anda temukan, itu adalah sesuatu yang Anda buat."

Kutipan Inspiratif: "Senyum dalam kenikmatan, senyum kesakitan, Tersenyumlah saat kesulitan mendera seperti hujan, Senyum ketika seseorang menyakiti Anda, Tersenyumlah karena seseorang pasti peduli pada Anda."